
Ninja150ss – Hai mas vroh… Sepeda motor merupakan suatu alat transportasi yang berfungsi membantu mengantarkan kita atau mempercepat perjalanan dari tempat A menuju ke tempat B. Kalau jaman dahulu sepeda motor merupakan sebuah barang sangat mewah karena tidak setiap orang mampu untuk memilikinya sebab harganya yang cukup mahal serta belum menjadi sebuah gaya hidup, bisa dibilang pada jaman dahulu motor merupakan kebutuhan tersier.
Seiring dengan berjalan nya waktu, meningkatnya perekonomian dan kemajuan serta kebutuhan, motor secara perlahan naik menjadi kebutuhan sekunder bahkan primer. Harga yang tidak lagi setinggi langit dan kemudahan untuk memiliki nya membuat peredaran sepeda motor sekarang ini benar-benar sangat banyak sekali, dulu di desa punya sepeda saja sudah bahagia, yah ketimbang jalan kaki? Dengan adanya sepeda motor aktifitas kita benar-benar terbantu, perjalanan menjadi lebih cepat dan tidak menguras banyak tenaga jika dibandingkan jalan kaki atau bersepeda, oh iya bisa menghemat ongkos juga kalau dibandingkan naik angkutan umum.

Nah…saat ini banyak sekali anak-anak yang diajari naik sepeda motor oleh orang tua nya, mereka tentu bertujuan kalau anaknya sudah bisa naik motor tentu bisa disuruh ini itu, mau pergi juga tidak merepotkan orang tua untuk mengantarnya, baik ke sekolah atau pun keperluan lain. Tetapi masih banyak orang tua yang belum benar-benar sadar akan bahaya motor ini, malah kebanyakan orang tua merasa BANGGA kalau anaknya sudah bisa naik motor (rata-rata lho ya!).
Kalau sudah dirasa bisa mengendarai motor dengan baik tak jarang orang tua memfasilitasi atau memberikan anaknya sebuah sepeda motor untuk ke sekolah atau aktifitas sehari-hari, padahal secara emosional, jam terbang dan kematangan berkendara anak tersebut belum bisa dikatakan layak, loh koq bisa? Coba saja mas vroh amati disekitar lingkungan sendiri, anak-anak kalau naik motor pasti ada yang urakan misalnya : melaju kencang di jalanan kampung, di jengat-jengatin motor nya bahkan kadang ada yang masih ngawur jalan nya (saya mengatakan tidak semua lho ya! Tapi kebanyakan)

Terus kalau terjadi sesuatu dengan anak nya misalkan jatuh atau mengalami musibah kecelakaan mau menyalahkan siapa? Kebanyakan sih selalu menyalahkan yang lebih besar, misalnya mobil, truk, pick up atau yang lain nya. Padahal seharusnya orang tua mereka yang SALAH! Kenapa saya malah menyalahkan orang tua? Ya karena mereka secara tidak langsung lah yang menjadi penyebabnya, anak masih di bawah umur sudah diajari naik motor, postur tubuh saja kadang belum bisa napak sempurna kaki nya ke aspal, emosi nya masih labil (gampang panas) tentu mas vroh sekalian paham maksud saya dengan kalimat ini, masih minim nya tentang etika di jalan dan masih banyak hal lain nya yang belum layak terpenuhi oleh anak-anak tersebut tapi tetap saja diperbolehkan bawa motor sendiri.
Apakah kalian sebagai orang tua tidak memperhitungkan hal-hal tersebut? Jangan hanya karena sebuah gengsi dan rasa bangga kalian mencelakakan anak-anakmu! Jika terjadi kecelakaan yang fatal, emang bisa anggota tubuh yang rusak diganti? Kalau yang rusak cuma motor sih spare part motor masih banyak yang jual, lha kalau nyawa yang melayang? Mau beli dimana? Ingat vroh, jalanan itu kejam, tak mengenal apapun!

Ayo mas vroh…mari kita sadarkan orang-orang disekitar kita tentang bahaya sebuah sepeda motor, jika dipergunakan dengan bijak maka akan sangat bermanfaat tapi jika kita tidak bisa menggunakan secara bijak maka motor bisa menjadi sebuah mesin pembunuh yang sadis. Selalu berdoa dan hati-hati dijalan vroh!

Salam foging pistun motor teknologi jadul bin ngebul tapi gak ngibul
ayooo
gass mas ee…
Alon2 ae mas ee…
Harus dari orang tuanya. Sekolah juga perlu melakukan pendidikan safety riding.
https://kupasmotor.wordpress.com/2017/05/01/resiko-kematian-besar-maka-anak-dibawah-umur-wajib-diajari-safety-riding-dan-skill-mengendarai-kencang-sekalian-orang-tuanya/
Terutama kn dr ortu
setuju
koyo nang ndesoku, kathok isih abang uwis mancal ninja terondol, alesane uwis ameh SMP =D
Nah kui bahaya, senggol sitik mabur
mulakno, Kang Mas, wajar nk pemerintah memberlakukan batasan umur minimal & kelulusan test ride sebagai syarat kepemilikan SIM sg dadi acuan kecakapan berkendara.. kuwi wae ishih kurang, kudune test psikiatri juga (ora mung tes psikologis), dadi koyo seleksi kecakapan memegang senpi.. soale akeh menungso tuwo umure, mbocahi lakune, disalip langsung koboi… eh, kobong2 panasbaran, wkwkwkwk….
Nah betul…tp peraturan pst enek ae sing melanggar, susah mas
minimal saringane rodo rapet, ben iwak lele gak katut rombongan teri wkwkwkwk….
Praktek di lapangan ttp angel sih
hahahaha
salahe bapakne iku kang… bapake tukang touring hehehe https://lintangcruisers.wordpress.com/2017/05/04/di-geber-dengan-harga-promo-bmw-motorrad-g310-r-laku-puluhan-unit-di-iims-2017/
Heh?
buah jatuh pasti jauh dari pohonya heheh
?
salam hormat jg salam takdim guru dari murid ente
Murid koq blm pnh sowan ki pie?
dereng..mangke tak sowan nggih
Nggih…ampun kowar kawer mawon
mboten…wonten wekdale serius wonten wekdale koar koer???….