
NinjaSS – Review Honda CRF150L Di Jalan Raya.
Hai mas vroh… Pada coretan kali ini warung papan triplex kembali akan memberikan testimoni mengenai All New Honda CRF150L. Sebelumnya sudah pernah saya tulis mengenai review dan test ride Honda CRF150L bagi pemula, waktu itu sih langsung ke sirkuit. Nah pada kesempatan ini berbeda vroh, mau tau bagaimana review Honda CRF150L dikendarai di jalan raya? Silakan dibaca sampai selesai.

Pada hari Sabtu 23 Desember 2017, blogger pinggiran papan triplex ini mendapat kesempatan test ride Honda CRF150L lagi. Suatu kehormatan tentunya bisa kembali diajak dan dipercaya mengendarai motor on-off road terbaru dari PT. AHM, saya pun sangat bersemangat vroh ingin mengulangi momen dimana keseruan dan perasaan mendebarkan mengendarai motor ini. CRF150L terbilang cukup tinggi, meskipun kata orang saya sudah termasuk berbadan genter. Tapi belum bisa menapakkan kaki dengan sempurna ke tanah, awalnya memang selalu ada perasaan khawatir. Namun dengan teknik yang tepat, motor ini malah bikin ketagihan loh!
Sebelum mulai mengendarai motor on-off road ini kita diberikan briefing singkat dan melakukan peregangan otot dulu, supaya tidak kram. Motor sudah disiapkan beserta helm dan sarung tangan, helmnya bukan TRX-3 loh! Tapi pakai helm apparel resmi All New Honda CRF150L. Nah yang bikin ngowoh, saya mendapatkan unit motor Honda CRF150L yang masih 100% anyar gress. Baru dibuka plastik pembungkus joknya dan kilometer masih 0 vroh! Wedyan…. warung papan triplex merawani Honda CRF150L euy, tuh lihat aja kalau gak percaya. Motor dalam keadaan standar, ban nya pun juga menggunakan ban off road (ban tahu).
Start dari dealer Astra Motor Semarang jl. Gajah Mada No.88 blog vlog Jateng yang berjumlah 7 orang, ditemani oleh instruktur safety riding dan mas Danang. Beliau ini merupakan orang Astra divisi HC3 Semarang, oh iya ada bagian promosi dan seksi dokumentasi juga. Rombongan terdiri dari 6 Honda CRF150L, 1 Honda CRF250 Rally, Honda Rebel dan Honda CRF Africa Twin. Setelah lepas dari dealer kita melewati jl. Depok, kendaraan cukup padat merayap sampai kita melipir terus. Berhenti sejenak di lampu merah bundaran Pertamina, lanjut ke jl. Pemuda, bagi mas vroh yang tinggal di Kota Semarang pasti paham bagaimana kondisi lalu lintas di jalan tersebut saat siang. Padat sekali dan macetnya cukup panjang sampai bundaran Tugu Muda. Bikin keringat lumayan membasahi kaos, hehehe.
Dari Tugu Muda terus melalui RS. Kariadi ke selatan, berhenti sebentar untuk mengisi bensin di SPBU Gajahmungkur. Maklum beberapa motor masih dalam kondisi kinyis-kinyis alias kilometer rendah dan belum pernah diisi bensin. Awalnya saya kira bakal diisi pertamax, lah ternyata malah dikasi pertamax turbo vroh! Wah mantab, gas pasti lebih responsif nih, batin saya. Lanjut jalan lagi melalui jalan S. Parman dan Sultan Agung, kondisi lalu lintas sudah mendingan dan terhitung lancar disini, bisa sedikit puntir gas. Tapi ya tetap perlu hati-hati, soalnya kan pakai ban pacul, grip ban tidak sama dengan ban aspal. Saat buat cornering rasanya goyang-goyang vroh! mak tratab rasanya, baru inget bukan pakai ban aspal nih.

Naik di tanjakan Teuku Umar sampai fly over Jatingaleh mantab jalannya, kan lebar tuh. Akselerasinya sih cepet tapi gak bisa kencang, secara default kan lebih diarahkan untuk motor off road. Rasio gear besar efeknya tarikan enteng tapi harus mengorbankan kecepatan. Buat naik di bukit Gombel eceeesss poolll, nah sampai di Bukit Sari sampai lampu merah ngesrep kemacetan kembali menghampiri. Road Captain mengambil inisiatif menuju Banyumanik lewat jalur dalam masuk ke kampus Undip jl. Prof. Soedarto, tapi sayang ternyata juga padat merayap sampai di lampu merah Undip. Di jl. Jatimulyo – jl. Banjarsari Selatan – jl. Mulawarman – Tusam – Cemara – tembus lampu merah terminal Banyumanik cukup lancar.
Nah dari terminal Banyumanik sampai Ungaran tau sendiri kan jalannya seperti apa? Jalan beton, beberapa bagian memang aspal tapi lebih dominan betonnya, tau kan rasanya kalau pakai motor ban biasa? Bumpy alias sedikit mumbul-mumbul, nah pakai Honda CRF150L enak, gak kerasa malah cenderung nyaman. Suspensi Upside-down nya benar-benar jempolan nih dan rebound nya pas. Getaran seakan diserap dengan sempurna sehingga tangan tidak terasa kesemutan. Dari Ungaran kita menuju ke Gunung Pati, di jalur ini sih lancar, jalannya enak soalnya naik turun dan nikung. Sampai di pemancingan Dewandaru kita istirahat dan makan siang. Di sini ada sesi produk knowledge karena kita berkumpul bareng anak komunitas Honda. Sesi tanya jawab akan saya tuliskan di artikel terpisah supaya lebih menarik vroh!
Setelah istirahat dan makan siang selesai, kita bareng anak komunitas balik menuju ke dealer Astra Motor Gajah Mada. Lagi-lagi kita harus berjibaku dengan kemacetan lalu lintas Kota Semarang. Padat merayap tapi herannya tidak terlalu terasa capek mas vroh, kalau panas dan berkeringat itu pasti. Jadi kesimpulan review Honda CRF150L di jalan raya bagaimana?
Review Honda CRF150L Di Jalan Raya
Meskipun motor ini cukup tinggi, tapi jika sudah menguasai tekniknya tidak khawatir koq vroh. Torsi mesin khas motor off road, pada rpm rendah sudah terasa dan tidak perlu geber rpm tinggi untuk mendapatkan momentum. Jika pakai ban pacul dipakai di jalan raya saya pikir tidak recomended, karena beda peruntukan. Jika untuk sesekali sih tidak apa-apa misalnya menuju medan off road harus lewat jalan raya dulu. Suspensinya saya acungi jempol empat vroh! Meredam getaran sangat baik, jika tidak percaya coba aja sendiri pakai motor lain dengan ban pacul kemudian pakai di jalan raya. Pasti rasanya akan grudug-grudug dan getarannya cukup terasa, tapi di CRF150L enggak. Konsumsi motor Honda CRF150L menurut saya irit banget, bisa dilihat pada foto di atas aja. Menempuh jarak +/- 57 km dan bar indikator bbm belum turun, padahal saya pakainya ya sesuai kondisi jalan. Sering kena macet, selap selip, naik turun dan jika jalan sepi ya digeber.
Untuk menyalip kendaraan di depan tidak perlu ancang-ancang, tinggal dipuntir gasnya sudah mau ngacir, torsinya emang nampol. Suatu motor tidak mungkin jika tanpa kekurangan, nah soal kekurangan All New Honda CRF150L mungkin akan saya buatkan tulisan tersendiri. Sekian coretan ala kadarnya warung papan triplex mengenai review Honda CRF150L di jalan raya. Apabila ada kekurangan dan pertanyaan, bisa dituliskan pada kolom komentar.

Salam foging pistun motor teknologi jadul bin ngebul tapi gak ngibul.
Aku papan
Pean wis #PapanAtas cak
fotonya gedein mbah sepet mataku lihatnya wkwkwkwk
http://imotorium.com/2017/12/25/safety-riding-lagi-cari_aman-bareng-wahana-honda/
Kurang bsr y mbh? Nnt kl bsr loadingnya lama